Bacaan Rohani : Buku Pegangan Legio Maria Hal 114, Bab 17 “Jiwa-jiwa legioner yang sudah meninggal”
Kehormatan kita terletak pada tuntasnya menjalankan hidup sebagai seorang legioner. Untuk itu perlu dimengerti bahwa ber-legio bukanlah sekedar berkegiatan mengisi hidup, melainkan sebuah cara hidup.
Legio Maria sesungguhnya adalah wadah pendidikan, penyiapan, dan pembentukan bagi kita untuk dilayakkan menikmati kehidupan abadi kelak. Kadang kita tak mengerti mengapa Legio Maria penuh dengan hal-hal yang kurang mengenakkan. Hal serupa terjadi pada para murid Yesus (Mateus, Bartolomeus, dkk) pada awal mengikuti Yesus. Yesus mendidik, menyiapkan, dan membentuk mereka untuk kehidupan kekal. Kadang Yesus juga ‘tak mengenakkan’ bagi para murid. Pernah Yesus menghardik Petrus dengan kata-kata;”Enyahlah wahai kau iblis!”
Namun para murid itu kini menjadi orang-orang kudus, kita tak lagi menyebut mereka sebagai Mateus atau Petrus, tetapi Santo Mateus dan Santo Petrus, demikian pula dengan para kudus yang lain. Mereka menjadi santo sebagai buah nyata proses pembentukan yang dilakukan Yesus. Legio Maria pun mendidik kita seperti halnya Maria mendidik Yesus agar kita bertumbuh. Menghayati Legio Maria sekedar wadah ber-kegiatan yang penuh aturan adalah sikap keliru. Ber-legio harus menghasilkan pertumbuhan sehingga kita makin mirip Kristus dan layak menyatu dengan Kristus.
Oleh : RD Petrus Tunjung Kusuma