Suasana Natal pasti masih terasa dalam keluarga, gereja atau tempat hiburan lain dan tak kalah meriah tentunya suasana pergantian tahun 2018. Kita juga mungkin sedang bersiap untuk menutup tahun 2017 dengan berlibur ke suatu tempat, barbeque-an, main kembang api, having fun atau apapun acara bersama keluarga dan sahabat yang dikasihi.
Saya ingin mengajak untuk meluangkan waktu untuk sejenak merefleksikan perjalanan hidup kita masing-masing khususnya di tahun 2017.
Sudahkah kita hitung berapa banyak rejeki, karir, kelancaran study, dan banyak sukacita lain yang Tuhan berikan pada tahun ini ? kita mudah mensyukuri semua kebaikan Tuhan yang nampak jelas kita alami. Tetapi… mungkin ada kejadian yang kita lihat sebagai keburukan, kegagalan, kekecewaan dan hal yang kurang baik di tahun ini, apakah Tuhan sedang lalai menjaga kita atau apa maksud Tuhan akan semua peristiwa itu?
Mengapa banyak bencana alam terjadi di dunia dan khususnya di negara kita; banjir, gunung meletus, kebakaran hutan atau kejadian alam lain yang menimbulkan korban jiwa atau harta benda ?
….. Tuhan mengingatkan pesanNya ketika menciptakan alam semesta yaitu agar manusia memelihara dan kembangkan alam semesta (bdk Kej 1 : 26) namun jangan – jangan tanpa sadar kita berkontribusi dalam kerusakan alam karena kita kurang ramah lingkungan, menggunakan plastik, sterofoam, tissue, pemakaian listrik berlebihan dll.
Dengan bencana inipun, Tuhan mengetuk hati kita untuk semakin peka pada saudara kita tertimpa musibah tanpa peduli ras, suku dan agama untuk bersatu memberikan bantuan kemanusiaan dan doa.
Mengapa masih banyak ketidakadilan, korupsi, ketidakpedulian masyarakat dan rapuhnya kerukunan bangsa ?
…. Tuhan mengingatkan kita untuk menjadi pembawa damai, persatuan, sukacita bijaksana dalam tutur kata. Kita masing-masing bisa mulai dari sesuatu yang sederhana dengan senyum, kerjasama, berlaku adil mulai dari lingkup terkecil di sekitar rumah kita, keseharian pekerjaan kita dan masyarakat. Kita bisa melakukan seperti dalam doa St Fransiskus Asisi “Jadikan aku pembawa damai”
Seberapa seringkah kupakai handphone dan aktif di media sosial (facebook, twitter, whatsapp dll) untuk mem-forward pesan beranting yang seringkali hoax atau mendeskriditkan orang / golongan tertentu?
….. Tuhan mengaruniakan akal budi / talenta kepada kita agar memakai kemampuan untuk dikembangkan dan bijaksana (bdk Mat 25:14-30), untuk menyebarkan virus cinta dan pengharapan bagi yang putus asa. Cinta lewat kehadiran nyata seseorang di samping kita menjadi sesuatu yang tak tergantikan oleh gadget canggih sekalipun.
Mengapa ada orang yang sering menjengkelkanku, rekan kerja yang mempersulitku dalam pekerjaan, harus mengurus anggota keluarga yang sakit atau dalam jalan kesesatan, ikut berkomunitas tetapi begitu begitu saja dan membosankan?
Mengapa aku diberikan perutusan yang semakin besar sebagai seorang legioner, sebagai perwira presidium, perwira dewan dan tugas karya yang semakin sulit dan penuh tantangan?
….. Tuhan justru hadir lewat orang-orang dan situasi tersebut untuk menyatakan karya Nya lewat Roh Kudus yang berbuah dalam hidup kita, yang nampak ketika kita berusaha untuk semakin sabar, tetap setia, dan tetap sukacita (bdk Gal 5:22-23). Saat ini pulalah, semangat Bunda Maria yang kita tiru : “Kata Maria “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia. (Luk 1: 38).
Maria nekad menyatakan janjinya tanpa tahu persis kesulitan yang dia akan hadapi ketika menjadi ibu Tuhan, tetapi Maria melangkah dengan iman bahwa itulah rencana Tuhan dan pasti Dia akan menyertainya. Kita diajak melangkah dengan kacamata iman seperti Maria !
Dalam situasi yang demikian, kita tetap yakin bahwa Tuhan tetap menyertai kita dengan cintaNya yang begitu besar, mari kita pun bersyukur dan mohon ampun jika kita pernah marah dan menyalahkan Tuhan atas semua peristiwa tersebut.
Setelah kita melihat nilai rapot dan menghitung berkat yang kita terima di tahun 2017, mari kita membuat resolusi untuk hari baru di tahun 2018.
Sebagai makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna dan anggota Gereja, apa yang akan aku lakukan untuk memelihara alam semesta dan bagaimana menggunakan kekayaan alam dengan bijaksana? Bagaimana aku berperan untuk menjaga kesatuan bangsa Indonesia, menghidupi nilai-nilai Pancasila dan nilai luhur kemanusiaan ? Bagaimana aku mengembangkan talentaku agar berguna bagi orang lain dan menghadapi perkembangan teknologi ? Bagaimana aku berani menerima dan menjalankan perutusan dengan iman, sukacita dan penuh semangat ?
Legioner Maria yang terkasih, di akhir tulisan ini dan penghujung 2017, saya atas nama Perwira Senatus Bejana Rohani mengucapkan “Selamat Natal 2017 dan Tahun Baru 2018”, semoga damai, sukacita dan pengharapan baru bersama seluruh legioner.
Terimakasih atas semua doa dan perjuangan para legioner dan restu dari anggota keluarga di tahun 2017. Kehadiran anda tentu membawa warna yang indah bagi orang lain, bagi keluarga, Gereja dan bangsa kita.
Selamat memasuki 2018, semakin dalam mengarungi bahtera kehidupan dengan penuh semangat, cinta, harapan dan iman yang teguh bersama Bunda Maria dalam pimpinan Allah yang Mahakasih.
“Ya Maria yang semula tak bercela, doakanlah kami yang berlindung kepadamu”
Salam dan doa dari Perwira Senatus Bejana Rohani,
Pemimpin Rohani : RD Antonius Didit S.
Asisten Pemimpin Rohani : Octavian Elang
Ketua : L. Jeny T. Dewi
Wakil ketua : Audrey Isabella
Sekretaris 1 : Ignatia Marina
Sekretaris 2 : Caroline Tjindrawati
Bendahara 1 : L. Hasannudin S.
Bendahara 2 : FX Prasetyoadi