Alokusio : Jiwa-Jiwa Legioner yang Sudah Meninggal

Oleh : Sdr. Junius Wijaya, OFS


Bacaan Rohani : Buku Pegangan Bab XVII
Tentang : Jiwa-Jiwa Legioner yang Sudah Meninggal
Halaman : 114 – 115

Menyongsong bulan November yang secara tradisional dikenal sebagai Bulan Arwah, kita diajak untuk kembali merenungkan Hukum Kasih yang utama dan terutama yang disampaikan oleh Yesus yang menjadi pegangan kita.

“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.  (Mat 22 : 37 – 39)

Mengapa kita merenungkan kembali perintah Kasih ini ketika kita akan memasuki bulan Arwah?

Dari Perintah Kasih bagian yang pertama, kita memahami bahwa manusia memiliki JIWA untuk mengasihi Allah. Lalu Kemanakah jiwa ini setelah kematian? Seturut ajaran Gereja kita mengetahui, Jiwa yang jauh dari Allah karena dosa akan menuju api penyucian setelah kematian. Berkat Kerahiman Allah, di sana jiwa dimurnikan dalam kerinduannya untuk bersatu dengan Sang Sumber Cinta.

Dari Perintah Kasih bagian yang kedua, kita diajak untuk mengasihi sesama seperti diri sendiri. Secara khusus umat beriman diajak selama bulan November untuk mengasihi sesamanya yang sudah meninggal dunia, yang jiwa mereka kini berada di api penyucian. Bagaimana caranya menunjukan kasih kepada mereka seperti mengasihi diri kita sendiri?

Coba bayangkan bila kita yang berada di sana, tentu kita sangat mengharapkan Ekaristi, doa, dan kurban dari keluarga dan sahabat kita di dunia.


Hal yang sama mari kita lakukan untuk mereka!
Bersyukurlah, sebenarnya seorang Legioner sudah melakukan hal itu setiap Rapat dan Tessera. Bukankah demikian?

Namun di bulan November ini, mari kita lebih bergiat untuk menyatakan kasih kita kepada jiwa-jiwa yang menderita di api penyucian, khususnya para anggota Legio kita. Kita persembahkan segala usaha kita, kekayaan doa, dan korban kita untuk jiwa-jiwa itu kedalam tangan Maria, Ratu dari Api Penyucian. Karena Bunda Maria menjanjikan kepada kita sebagai imbalan dari persembahan ini, agar jiwa-jiwa yang kita kasihi akan mendapatkan keringanan yang lebih banyak daripada jika kita mempersembahkannya langsung kepada mereka. 

AVE MARIA.


Sdr. Junius Wijaya, OFS adalah seorang anggota Ordo Fransiskan Sekular, dan juga menjadi Asisten Pemimpin Rohani Presidium Pohon Suka Cita dan Presidium Maria Tak Bernoda, Paroki St. Petrus dan Paulus Mangga Besar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *