Berpuasa Sebelum Menyambut Komuni

Referensi: indocell.net / yesaya


Pernah kah kamu mendengar aturan berpuasa sekurangnya satu jam sebelum menyambut Komuni Kudus? Tapi kan sekarang masih banyak yang misa online, tidak ada Komuni Kudus. Beberapa bulan terakhir, memang hampir seluruh gereja di dunia menutup pintunya karena mengikuti anjuran pemerintah setempat guna pembatasan sosial untuk mencegah merebaknya virus Covid-19. Namun kini, pintu itu mulai dibuka kembali secara perlahan. Misa sudah mulai dilaksanakan dengan memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku. Eits, tidak hanya protokol kesehatan saja yang harus diperhatikan, melainkan juga protokol dalam menyambut Komuni Kudus.

Kenapa sih harus berpuasa?

Dalam Kitab Hukum Kanonik (KHK) no. 19, ada pernyataan yang tertulis jelas di sana. “Yang akan menerima Ekaristi Mahakudus hendaknya berpantang dari segala macam makanan dan minuman selama waktu sekurang-kurangnya satu jam sebelum komuni, terkecuali air semata dan obat-obatan. Hal ini dikecualikan bagi lansia, orang sakit, dan yang merawatnya”. Menurut sejarah, sebenarnya peraturan ini merupakan refleksi dari tradisi kuno dalam gereja kita, yang bahkan berasal dari tradisi Yahudi.

St. Paulus mengingatkan kita, “Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.” (II Kor 4:10). Dan Paus Paulus VI dalam konstitusi apostoliknya Paenitemini (1966), mendorong umat beriman dengan mengatakan, “Mati raga bertujuan untuk ‘memerdekakan’ manusia, yang seringkali mendapati dirinya, karena kecenderungannya akan dosa, hampir terbelenggu oleh nafsu-nafsunya sendiri. Melalui ‘mati raga jasmani’ manusia memperoleh kembali kekuatannya dan luka-luka yang timbul akibat sifat dasar manusia karena kurangnya penguasaan diri disembuhkan oleh obat pantang yang bermanfaat”.

Paus Yohanes Paulus II dalam Dominicae Cenae (1980) menyesali timbulnya masalah karena sebagian orang tidak mempersiapkan diri secara pantas untuk menyambut Komuni Kudus, bahkan dalam keadaan dosa berat. Bapa Suci mengatakan, “Sesungguhnya, yang seringkali didapati ialah sangat kurangnya perasaan tidak layak diri sebagai akibat dari kurangnya hasrat hati, jika dapat dikatakan, kurangnya rasa ‘lapar’ dan ‘haus’ akan Ekaristi, yang juga merupakan tanda akan kurangnya kepekaan yang pantas terhadap sakramen
kasih yang luar biasa ini dan kurangnya pemahaman tentangnya”. Dan berpuasa sebelum menyambut Komuni Kudus membangkitkan rasa lapar dan haus jasmani akan Kristus, yang akan semakin membangkitkan rasa lapar dan haus rohani yang sepantasnya kita miliki, seperti yang tercatat dalam beberapa kisah di Alkitab.

Oleh sebab itu, berpuasa sebelum menyambut Ekaristi membantu kita dalam mempersiapkan diri menyambut Komuni Kudus secara keseluruhan – tubuh dan jiwa. Mati raga jasmani ini memperkuat fokus rohani kita kepada Kristus, sehingga kita dapat dengan rendah hati bersatu dengan Juruselamat Ilahi yang menawarkan Diri-Nya sendiri bagi kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *