Bacaan Rohani: Buku Pegangan hal 16 No. 5 “Harus Mencapai Garis Akhir” (2 Tim 4:7)
Suatu kali seorang pemuda di salah satu paroki bertemu dengan aku. Seperti biasanya kami memang banyak bercerita. Dia memang sudah sangat familiar untuk kegiatan acara OMK di paroki. Ternyata dia tidak hanya aktif di OMK dan misdinar, tapi ia juga aktif di di Legio Maria dan persekutuan doa. Suatu kali dia menghadapi masalah yang cukup berat, yakni ayah-ibunya selalu bertengkar. Ia selalu mengeluh kaarena ia merasa sudah berdoa-doa berkali-kali namun belum dikabulkan permohonannya. Doa novena ini, doa novena itu sudah berkali-kali dilakukannya, namun ternyata apa yang diharapkan belum juga terkabul. Kita mungkin sering mengalami hal yang serupa. Sudah berkali-kali kita berdoa novena, rosario, dan sebagainya tetapi mengapa belum terkabul juga? Sudah berusaha untuk matiraga, beramal, dan berderma sekian banyak tetapi tidak ada sesuatu yang pasti. Kita sering merasa kecewa dan putus asa, sampai-sampai tidak jarang kita mempertanyakan “Dimana Engkau Tuhan?”
Kita sering merasa bahwa segala yang kita berikan untuk Tuhan dan sesama kita melalui pelayanan, secara otomatis kita merasa mempunyai hak untuk memperoleh apa yang kita inginkan. Sadar atau tidak sadar, prinsip hidup kita adalah “DO UT DES, aku memberi agar engkau memberi.” Tentu saja itu bukan doa, amal, apalagi beriman, tetepi itu adalah bisnis. Mari kita sebagai legioner menyadari bahwa jika kita berbuat baik untuk Tuhan dan sesama janganlah kita hitung berapa jumlahnya, karena Tuhan sesungguhnya telah memberi banyak kemurahan kepada kita yang tak terhitung lagi.
“Panggilan Legio merupakan suatu pelayanan yang tanpa batas atau tanpa pamrih. Pelayanan merupakan kebutuhan.”
PRINSIP HARUS DIUBAH MENJADI: Untuk Tuhan tidak perlu berhitung (waktu, amal, persembahan, pelayanan, dsb.)
Kesalahan yang sering kita buat setiap kali mendoakan arwah yang meninggal: “Semoga amal dan ibadahnya diterima oleh Allah yang Maha Kuasa.” Atau “Semoga Tuhan membalas segala kebaikan yang telah ia buat selama hidupnya di dunia.” Itu bukan doa yang kristiani. Lagi-lagi itu bukan doa, melainkan seperti berdagang. Seharusnya, “Semoga berkat kerahiman-Nya, Allah mempersatukan ia dalam kebahagiaan Kerajaan Surga.”AVE MARIA.
Oleh : Fr. Joseph Biondi Mattovano