“Akhirnya jawaban itu datang”

Hari ini aku mengenang kembali peristiwa yang terjadi beberapa tahun yang lalu..

Pagi itu aku berdiri di teras memandangi jalan yang sepi senyap, dunia serasa berhenti berputar karena Corona Virus yang menyebar begitu menakutkan. Seluruh kegiatan dan aktifitas berganti menjadi serba online, terasa asing memasuki dunia baru. Kenapa dan mengapa ini terjadi, aku harus bagaimana menyikapi semua ini. Pertanyaan itu terus menggelitik dan menari-nari dalam pikiranku.

Dalam situasi inilah pada akhirnya aku mengalami perjumpaan dengan Pak Asep. Pak Asep adalah salah satu korban dari LOCK DOWN.

Pak Asep bercerita tentang kondisinya saat ini yang tak lagi bekerja, pun untuk makan terkadang harus menunggu belas kasihan orang lain. Bagaimana nasib anak dan istrinya tak mampu lagi ia pikirkan. Begitu takut dan keluh memikirkan tentang hari esok.

Cerita miris ini berakhir pada pertanyaan: apakah ibu bisa membantu saya agar keluarga saya bisa tetap bertahan. Aku terdiam tak mampu menjawab karena akupun mengalami hal yang sama, tak lagi bekerja. Tak bisa berdiam diri, dalam keheningan aku mengobrol dengan Bunda Maria: Bun, apa yang harus kulakukan agar bisa membantu Pak Asep dan juga Asep-Asep lainnya.

Bundapun menjawab dengan mencetuskan ide untuk membantu Pak Asep berjualan buah-buahan, Pak Asep yang menyiapkan buah-buahan dan aku yang memasarkannya. Aku sebarkan jualan ini melalui semua WA Grup yang aku miliki dengan tagline: Terima kasih sudah berbagi dengan cara membeli.

Perbuatan kecil ini ternyata bukan hanya mampu mengubah hidup Pak Asep, tetapi juga mengubah pola pikir banyak orang bahwa memberi tidak harus menunggu kita kaya, berbagi tidak perlu menunggu sampai kita berkelebihan dan dengan perbuatan kecil inipun memacu semangat putriku untuk melakukan karya pelayanan kasih melalui program Helping hand. Helping hand adalah pelayanan yang dilakukan oleh pemerhati Mental Health.

Sebagai tentara Bunda Maria, situasi ini tidak mampu menghentikan tangan-tangan legioner untuk terus berkarya. Begitupun Pak Asep, membalas kemurahan Tuhan dengan mengumpulkan kardus bekas dari rumah ke rumah legioner dan umat paroki untuk dijual dan dana yang didapat kami bagikan kepada pemulung dan anak jalanan berupa nasi bungkus (…demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di Surga; Lukas 5:16).

Program pengumpulan kardus bekas bagi yang tersisih masih terus berlangsung sampai saat ini. Tak pernah berhenti dan jangan pernah berhenti menjadi tangan-tangan kasih dalam situasi apapun, dalam setiap masalah, setiap keadaan dan peristiwa yang Tuhan ijinkan terjadi pasti ada Bintang yang ingin Tuhan titipkan bagi kita yang dikasihi-Nya.

Banggalah menjadi seorang legioner! Dengan membawa panji-panji Bunda Maria mari kita terus bertempur melawan keadaan, situasi dan keegoisan kita sendiri. Ave Maria.

Tebarkanlah kasih kemanapun anda pergi, jangan biarkan seorangpun yang datang kepadamu pergi dengan tidak bahagia!! (Santa Teresa dari Kalkuta/Mother Teresa)

(VFH)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *