Saat itu bulan Februari 2024. Ketika itu putri sulungku, yang berprofesi sebagai pramugari senior di maskapai penerbangan nasional Garuda, memohon doaku agar ia nantinya termasuk sebagai salah satu dari tim pramugari yang dipilih untuk melayani penerbangan Bapa Suci Paus Fransiskus saat kunjungan beliau ke Asia Oceania.
Bermacam perasaan memenuhi hatiku. Sebagai seorang ibu, tentu aku sangat berharap putriku lolos seleksi untuk tugas pelayanan mulia itu. Tetapi, semua masih berupa rencana. Kunjungan Bapa Suci Paus Fransiskus ke Jakarta yang direncanakan awal September 2024 memang sudah tertulis dalam agenda, tetapi belum menampakkan wujud nyata persiapan apa pun.
Namun, aku tahu bahwa aku harus bergerak sedini mungkin seiring bergulirnya waktu. Maka, sejak putriku mengutarakan harapan indah yang samar itu, aku segera meraih senjata doa. Aku teringat Bapak Frank Duff, yang dari Surga abadi setia menjadi perantara doa-doa para legioner kepada Tuhan. Jadi, setiap hari setelah mendaraskan ujud-ujud doa Presidium kami, aku menambahkan doa sesuai impian putriku dan harapan kami melalui perantaraan Hamba Allah Frank Duff. Jika Tuhan berkenan, tentu Ia akan mengabulkan permohonanku dengan bantuan Bapak Frank Duff.
Tanpa terasa, sudah berbulan-bulan aku mendaraskan permohonan yang sama setiap hari, hingga sebuah kabar sangat menggembirakan datang tepat di hari ulang tahunku, yaitu tanggal 8 Agustus. Putriku dihubungi secara pribadi oleh atasannya. Ternyata ia dipilih untuk bergabung dalam tim awak kabin melayani penerbangan Bapa Suci Paus Fransiskus dari Indonesia ke Papua Nugini!
Lalu, mulailah serangkaian persiapan berupa pengisian aneka formulir. Sayangnya kegiatan ini bersifat amat sangat rahasia sehingga tak boleh disebarluaskan karena menyangkut keamanan tokoh penting, bahkan di anggota keluarga inti pun tidak diijinkan untuk mengetahuinya. Hanya akulah satu-satunya sekaligus sebagai ibunya yang diijinkan untuk mengetahui. Meski sulit karena ada desakan hati luar biasa untuk berbagi, namun Tuhan memampukan aku mengunci rapat mulutku dari keinginanku memberitahu sanak saudara.
Singkat cerita, tibalah hari yang dinanti. Setelah selesai melakukan kunjungan apostoliknya pada tanggal 3 hingga 6 September 2024 di Jakarta. Bapa Suci Paus Fransiskus melanjutkan perjalanan ke Papua Nugini dengan memakai pesawat Garuda Indonesia nomor penerbangan GA-7780. Putriku termasuk di antara 12 awak kabin (cabin crew) dan 4 awak pesawat (flight crew) yang dipilih untuk melayani Bapa Suci Paus Fransiskus selama penerbangan yang memakan waktu sekitar 6 jam tersebut.
Sungguh mengharukan, membanggakan, dan melegakan. Tuhan bermurah hati melimpahkan berkat-Nya kepada kami sekeluarga lewat terpilihnya putriku. Aku bersyukur atas berkat Tuhan ini dan berterima kasih kepada Bapak Frank Duff yang telah berkenan meneruskan permohonanku kepada Allah Bapa di Surga.
Sebagai Legioner, kita memiliki seorang pengantara yang dapat kita mohonkan pertolongannya untuk membawa permohonan -permohonan kita ke hadirat Allah Bapa. Sejak Juni 1996 telah dimulai proses beatifikasi Bapak Frank Duff oleh Kardinal Desmond Connell, Uskup Agung Dublin. Setelah hampir tiga dasawarsa, semoga ada kemajuan dalam proses pengakuan kekudusan Bapak Frank Duff oleh Gereja.
Marilah kita setia mendoakan beliau.
Ave Maria,
Johana Maria Vianney Budi Suprihati
Perwira Presidium Maria Guadalupe – Komisium Jakarta Timur