Kuria RPSI Goes To KaNaDa: “Hidup Tuk Jadi Berkat”

Oleh Febriani Aipon Gedo


“Hidup ini adalah kesempatan.

Hidup ini untuk melayani Tuhan.

Jangan sia siakan, apa yang Tuhan bri.

Hidup ini harus jadi berkat.
Reff :

Oh Tuhan pakailah hidupku, selagi aku masih kuat.

Bila saatnya nanti, ku tak berdaya lagi.

Hidup ini sudah jadi berkat. “

Demikianlah lagu ciptaan Pdt. D. Surbakti yang dinyanyikan oleh Romo Andreas Yudhi Wiyadi O Carm, Pemimpin Rohani Kuria Ratu Para Saksi Iman (RPSI) – Tomang, dalam homilinya pada Perayaan Ekaristi yang diadakan di Gua Maria Bukit Kanada (KAmpung NArimbang DAlam)  –Rangkasbitung,  Banten.

Perayaan Ekaristi ini adalah bagian dari rangkaian acara ziarah rekreasi yang diselenggarakan oleh Kuria Ratu Para Saksi Iman pada Sabtu, 23 September 2017, dan diikuti oleh 63 orang peserta (terdiri dari perwira, anggota aktif,auksilier dan simpatisan) dari dua paroki yang tergabung dalam Kuria RPSI, yakni Paroki Tomang dan Paroki Kedoya.

Peserta tiba pada pukul 09.00 WIB setelah menempuh tiga jam perjalanan dari Tomang. Setelah rehat dan berfoto bersama, acara dilanjutkan dengan prosesi jalan salib versi Bunda Maria. Peserta, yang dibagi menjadi dua kelompok dan mayoritas berusia lanjut, bersemangat sekali untuk mengikuti jalan salib.

Bersyukur pada hari tersebut tampaknya hanya rombongan kami yang memenuhi lokasi sehingga prosesi jalan salib dapat berjalan hikmat. Walaupun kadang medan yang dihadapi para lansia tampak menanjak atau curam menurun, sehingga membuat mereka agak tertatih dan naik turun memegang besi di tangga, namun mereka tetap semangat sampai akhir perhentian. Peluh dan lelah yang dirasakan, direfleksikan dengan kedukaan dan Iman Bunda Maria dalam mengikuti Jalan Salib PuteraNya. 

Usai Jalan Salib, acara dilanjutkan dengan Perayaan Ekaristi. Dalam homilinya, Romo terkesan dengan peserta yang saling tolong menolong selama prosesi Jalan Salib. Romo juga mengingatkan melalui lagu yang dinyanyikannya, bahwa hidup ini adalah kesempatan. Hidup ini hanya sementara seperti halnya perhentian-perhentian kita di Jalan salib tadi. Mari kita melayani Tuhan selagi masih kuat. Andai pun kita sudah tidak berdaya, kita masih bisa memanjatkan doa-doa kita kepada Tuhan sebagai bentuk kerinduan pelayanan kita. 
Acara berikutnya adalah makan siang di halaman seberang Gua Maria. Menu lauk ayam goreng, ikan asin, tahu tempe, sambal, dan sayur asem dirasakan begitu nikmat karena kondisi perut sudah lapar, lelah, serta ditambah semilir angin di pendopo pinggir kolam. Setelah perut kenyang dan beristirahat sejenak, acara dilanjutkan dengan rapat kuria. 
Setelah menikmati snack sore berupa singkong goreng, peserta pun bersiap pulang dan akhirnya kembali ke Jakarta dengan selamat. 

Semoga kebersamaan ini dapat semakin menjalin keakraban serta semoga semangat pelayanan legioner semakin menjadi berkat seperti lagu yang Romo nyanyikan dalam homilinya. Amin.



Febriani Aipon Gedo adalah legioner dari Kuria Ratu Para Saksi Iman – Tomang, yang tergabung ke Komisium Maria Immaculata – Jakarta Barat 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *